Total Tayangan Halaman

Rabu, 21 Maret 2012


Angka – angka Ketauhidan
M. SAIFUL RIZAL, S.Pd
Guru Matematika SMAN 1 Gondangwetan

Di dunia ini ada sebuah bangsa yang terkenal dengan bangunan antiknya atau dengan bangunan kunonya dan termasuk salah satu keajaiban didunia.Mungkin terlintas dalam ingatan kita bangunan – bangunan ajaib itu. Apa sih wujud bangunan itu sebenarnya? Kalau kita mencoba melongok ke negara yang namanya Bangsa.
Mesir kita pasti tahu, terkenal dengan bangunan pyramid. Tapi pernahkah terlintas dalam benak kita suatu pertanyaan atau tanda tanya tentang pyramid  tersebut? Bangunan yang begitu megah dan rumit, kira – kira dengan apakah bangsa  Mesir telah membuat banyak pyramid tersebut? Lantas kembali ke negara kita tercinta Indonesia. Presiden kita yag ke dua Soeharto lengser dari kedudukannya yang begitu lama memegang tampuk kekuasaan di Indonesia, persoalannya dengan apakah Soeharto begitu lama memegang tampuk kekuasaan di Indonesia?
Jawaban atas dua permasalahan diatas yang pasti dan tidak bisa diingkari oleh siapapun adalah dengan “angka”. Bangsa Mesir membangun pyramid yang rumit dan megah menggunakan perhitungan yang akurat, tentunya dengan angka, dengan perhitungan yang teliti menentukan keberhasilan pembangunannya. Presiden Soeharto bisa lama memimpin negeri ini, bahkan diberi gelar Bapak Pembangunan.
Dalam kehidupan modern, manusia tidak akan terlepas dari angka – angka, walaupun hanya angka – angka kalender atau jam. Angka berperan sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti dalam firman Allah  dalam surat Al–fajr:3 “demi bilangan genap, demi bilangan ganjil”.
Sebagai langkah ketaatan terhadap petunjuk Allah untuk memperhatikan, memahami, dan mengambil pelajaran dari angka – angka. Berikut ini dicoba beberapa angka atau bilangan yang dihubungkan dengan katauhidan:
1.     Bilangan Bulat
Bilangan bulat digambarkan …,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ….
Dari gambaran tersebut kita ketahui bahwa angka 0 berada diantara dua buah garis bilangan yang bertentangan dan berbeda nilai. Ke sebelah kanan bernilai positif dan ke sebelah kiri bernilai negatif. Ini kalau kita beri makna bahwa manusia (0) dalam hidupnya dihadapkan pada dua pilihan jalan. Jalan ke kanan adalah jalan positif atau kebiasaan baik dan jalan  ke kiri adalah jalan negatif atau kejelekan.
Allah berfirman “Kami tunjukkan kepadanya dua jalan”. Manusia tinggal memilih apakah ia akan menuju ke sebelah kanan dengan resiko dirinya akan mendapatkan nilai positif yang terus bertambah sesuai atau sebesar kemampuan melangkah,atau ia menuju ke sebelah kiri dengan resiko akan mendapatkan nilai negatif (dosa) yang semakin besar sejauh kemampuannya melangkah. Allah berfirman “Ia mendapatkan (pahala atau kenikmatan) sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan ia mendapatkan (dosa atau siksa) sesuai dengan apa yang ia perbuat”.
Kemudian kita lihat pula bahwa bentuk angka sebelah kanan dan sebelah kiri sama (1,2,3,…) tetapi yang berbeda adalah nilai yang diakibatkan karena berbeda tempat (jalur). Ini bermakna bahwa bentuk amal manusia yang satu dengan yang lain mungkin sama, contohnya mencangkul tetapi yang dapat membedakannya adalah sistem kehidupannya.

2.     Bilangan Asli
Bilangan asli adalah bilangan yang sebenarnya, bilangan yang hakiki, bernilai positif, berada di sebelah kanan, dan dimulai dengan angka 1. Ini bermakna adalah bahwa jalan yang benar adalah jalan kanan. Untuk menelusuri jalan yang benar, yang positif kita harus memulainya dengan mengenal dan mengimani yang satu, yaitu Allah Swt. Kemudian kita melangkah dan memperbanyak  amal – amal yang positif  (amal sholeh) yang saling bertausiah tentang kesabaran dan kasih sayang. Allah berfirman “Kemudian keadaan orang yang beriman, saling bertausiah tentang kesabaran dan kasih sayang, mereka adalah golongan kanan”.
3.     Angka 1 dan 0
Ada beberapa keistimewaan yang dimiliki angka 1 dan 0 yaitu:
a.      X0 = 1 ( baca : angka berapa pun jika dipangkatkan dengan 0 hasilnya 1)
Ini bermakna bahwa siapa saja manusia yang berusaha mengkosongkan dirinya,  mensucikan dirinya, ikhlas dalam amal maka ia akan bersua dengan Allah yang satu. Bisa juga bermakna jika seluruh alam ini tiada maka satu yang kekal, Allah.
b.     1x = 1 (baca : angka satu jika dipangkatkan dengan bilangan apapun hasilnya tetap satu)
Ini bermakna Allah tidak bisa disekutukan dengan yang lainnya, walaupun ada yang berbuat demikian usahanya akan sia – sia, dan tetap satu tak ada sekutu baginya. Allah berfirman dalam surat Al-Ikhlas “Katakanlah: Dialah Allah yang Satu, Allah tempat berlindung, Ia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tak ada yang sebanding dengan-Nya seorangpun”.
c.      1 : 0 =  ( baca : 1 dibagi 0 hasilnya tak hingga)
Ini bermakna Allah Maha besar, ia membagikan rezeqi-Nya kepada kita semua menusia yang tidak punya apa – apa dengan jumlah tak hingga. Allah berfirman “Jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tak akan sanggup menghitungnya”.
Demikianlah sekedar tafakur dalam upaya menambah keimanan kita kepada islam sebagai sistem dalam kehidupan kita dan jalan kita.