Angka – angka Ketauhidan
M. SAIFUL RIZAL, S.Pd
Guru Matematika SMAN 1 Gondangwetan
Di dunia ini ada sebuah bangsa yang terkenal dengan
bangunan antiknya atau dengan bangunan kunonya dan termasuk salah satu
keajaiban didunia.Mungkin terlintas dalam ingatan kita bangunan – bangunan
ajaib itu. Apa sih wujud bangunan itu sebenarnya? Kalau kita mencoba melongok
ke negara yang namanya Bangsa.
Mesir kita pasti tahu, terkenal dengan bangunan
pyramid. Tapi pernahkah terlintas dalam benak kita suatu pertanyaan atau tanda
tanya tentang pyramid tersebut? Bangunan
yang begitu megah dan rumit, kira – kira dengan apakah bangsa Mesir telah membuat banyak pyramid tersebut? Lantas
kembali ke negara kita tercinta Indonesia. Presiden kita yag ke dua Soeharto lengser
dari kedudukannya yang begitu lama memegang tampuk kekuasaan di Indonesia,
persoalannya dengan apakah Soeharto begitu lama memegang tampuk kekuasaan di
Indonesia?
Jawaban atas dua permasalahan diatas yang pasti dan
tidak bisa diingkari oleh siapapun adalah dengan “angka”. Bangsa Mesir
membangun pyramid yang rumit dan megah menggunakan perhitungan yang akurat,
tentunya dengan angka, dengan perhitungan yang teliti menentukan keberhasilan
pembangunannya. Presiden Soeharto bisa lama memimpin negeri ini, bahkan diberi
gelar Bapak Pembangunan.
Dalam kehidupan modern, manusia tidak akan terlepas
dari angka – angka, walaupun hanya angka – angka kalender atau jam. Angka
berperan sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti dalam firman Allah dalam surat Al–fajr:3 “demi bilangan genap, demi bilangan ganjil”.
Sebagai langkah ketaatan terhadap petunjuk Allah
untuk memperhatikan, memahami, dan mengambil pelajaran dari angka – angka. Berikut
ini dicoba beberapa angka atau bilangan yang dihubungkan dengan katauhidan:
1. Bilangan
Bulat
Bilangan
bulat digambarkan …,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ….
Dari
gambaran tersebut kita ketahui bahwa angka 0 berada diantara dua buah garis
bilangan yang bertentangan dan berbeda nilai. Ke sebelah kanan bernilai positif
dan ke sebelah kiri bernilai negatif. Ini kalau kita beri makna bahwa manusia
(0) dalam hidupnya dihadapkan pada dua pilihan jalan. Jalan ke kanan adalah
jalan positif atau kebiasaan baik dan jalan
ke kiri adalah jalan negatif atau kejelekan.
Allah berfirman “Kami
tunjukkan kepadanya dua jalan”. Manusia tinggal memilih apakah ia akan
menuju ke sebelah kanan dengan resiko dirinya akan mendapatkan nilai positif
yang terus bertambah sesuai atau sebesar kemampuan melangkah,atau ia menuju ke sebelah
kiri dengan resiko akan mendapatkan nilai negatif (dosa) yang semakin besar
sejauh kemampuannya melangkah. Allah berfirman “Ia mendapatkan (pahala atau kenikmatan) sesuai dengan apa yang
dikerjakannya, dan ia mendapatkan (dosa atau siksa) sesuai dengan apa yang ia
perbuat”.
Kemudian kita lihat pula bahwa bentuk angka sebelah
kanan dan sebelah kiri sama (1,2,3,…) tetapi yang berbeda adalah nilai yang
diakibatkan karena berbeda tempat (jalur). Ini bermakna bahwa bentuk amal
manusia yang satu dengan yang lain mungkin sama, contohnya mencangkul tetapi
yang dapat membedakannya adalah sistem kehidupannya.
2. Bilangan
Asli
Bilangan
asli adalah bilangan yang sebenarnya, bilangan yang hakiki, bernilai positif,
berada di sebelah kanan, dan dimulai dengan angka 1. Ini bermakna adalah bahwa
jalan yang benar adalah jalan kanan. Untuk menelusuri jalan yang benar, yang
positif kita harus memulainya dengan mengenal dan mengimani yang satu, yaitu
Allah Swt. Kemudian kita melangkah dan memperbanyak amal – amal yang positif (amal sholeh) yang saling bertausiah tentang
kesabaran dan kasih sayang. Allah berfirman “Kemudian
keadaan orang yang beriman, saling bertausiah tentang kesabaran dan kasih
sayang, mereka adalah golongan kanan”.
3. Angka
1 dan 0
Ada
beberapa keistimewaan yang dimiliki angka 1 dan 0 yaitu:
a. X0
= 1 ( baca : angka berapa pun jika dipangkatkan dengan 0 hasilnya 1)
Ini bermakna bahwa
siapa saja manusia yang berusaha mengkosongkan dirinya, mensucikan dirinya, ikhlas dalam amal maka ia
akan bersua dengan Allah yang satu. Bisa juga bermakna jika seluruh alam ini
tiada maka satu yang kekal, Allah.
b. 1x
= 1 (baca : angka satu jika dipangkatkan dengan bilangan apapun hasilnya tetap
satu)
Ini bermakna Allah
tidak bisa disekutukan dengan yang lainnya, walaupun ada yang berbuat demikian usahanya
akan sia – sia, dan tetap satu tak ada sekutu baginya. Allah berfirman dalam
surat Al-Ikhlas “Katakanlah: Dialah Allah
yang Satu, Allah tempat berlindung, Ia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan dan tak ada yang sebanding dengan-Nya seorangpun”.
c. 1
: 0 = ( baca : 1 dibagi 0 hasilnya tak hingga)
Ini bermakna Allah Maha besar, ia
membagikan rezeqi-Nya kepada kita semua menusia yang tidak punya apa – apa
dengan jumlah tak hingga. Allah berfirman “Jika
kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tak akan sanggup menghitungnya”.
Demikianlah
sekedar tafakur dalam upaya menambah keimanan kita kepada islam sebagai sistem
dalam kehidupan kita dan jalan kita.